8 Kebohongan seorang Ibu dalam Hidupnya

FROM:

Bachrum Budiman

TO:

ppbasecamp@yahoogroups.com




Selamat hari Senin....... ......... ......... ..

> Delapan Kebohongan Seorang Ibu Dalam Hidupnya
>
> Delapan Kebohongan Seorang Ibu Dalam Hidupnya Dalam kehidupan kita
> sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia
> terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru
> sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari
> kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari
> penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya
> sekuntum bunga yang paling indah di dunia.
>
> Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang
> anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan
> saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi
> nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata:
> "Makanlah nak, aku tidak lapar" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA
>
> Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan
> waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu
> berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan
> bergizi untuk petumbuhan.
> Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang
> selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disampingku dan
> memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan
> bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu,
> hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya
> kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata:
> "Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan"
> ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA
>
> Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan
> kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api
> untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang
> untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim hujan tiba, aku bangun
> dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan
> dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku
> berkata: "Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus
> kerja." Ibu tersenyum dan berkata: "Cepatlah tidur nak, aku tidak
> capek"
> ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA
>
> Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku
> pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari,
> ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama
> beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah
> selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah
> disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental
> tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental.
> Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk
> ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata: "Minumlah nak, aku tidak
> haus!" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT
>
> Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap
> sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu,
> dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita
> pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan.
> Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang
> baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik
> masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah
> melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati
> ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak
> mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata: "Saya tidak butuh cinta"
> ----------KEBOHONGA N IBU YANG KELIMA
>
> Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan
> bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun.
> Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk
> jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan
> abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang
> untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau
> menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu
> berkata: "Saya punya duit"
> ----------KEBOHONGA N IBU YANG KEENAM
>
> Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian
> memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika
> berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja
> di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud
> membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik
> hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku:
> "Aku tidak terbiasa"
> ------KEBOHONGA N IBU YANG KETUJUH
>
> Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker
> lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di
> seberang samudra Atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk
> ibunda tercinta. Aku Melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya
> setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku
> dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya
> terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas
> betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat
> lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air
> mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti
> ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata: "Jangan menangis anakku, aku
> tidak kesakitan"
> ----------KEBOHONGA N IBU YANG KEDELAPAN.
>
> Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta
> Menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.
> Terima kasih ibu !
> Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk....... ........

Komentar