3 okt 2010 di Bogor

3 Oktober 2010 Dewan Guru dan Pelatih di Padepokan Bogor :
(ungkapan : Pedagogi X Endragogi = memberikan wawasan kepada anak kecil X memberikan wawasan kepada orang dewasa)
Tujuan :
Melatih tui-cu , sharring, intropeksi, menggali gagasan untuk sustainability , attitude pelatih,
Teknik presentasi
Evaluasi :
• Info minim
• Empati ke murid (contoh : gerak terlalu bagus, sehingga murid menganggap gerakannya sulit)
• Membangun simpati
• Tanya apa maunya
• Explorasi
• Datang 1 sampai 3 x, baru boleh bisa bergabung latihan
Guru :
Kalau murid tanya tentang kesehatannya , maka harus ditanya keluhannya.
Sosok pelatih harus bagaimana ? Bukan serta merta semuanya organisasi
Pengelompokkan kelas murid :
1. Anak usia 7-12 tahun
2. Remaja 13-18 tahun
3. Dewasa
4. Tua / kondisi khusus
Ada wacana : pembagian kelas ada juga berdasarkan Pria dan wanita

Urutan Melatih :
Apa nama gerakan
Diperlihatkan Bentuk gerakannya
Urut / runut hitungan geraknya

Harapan Murid yang akan didapat :
1. Diberikan kesempatan untuk diperlihatkan contoh cara bergeraknya oleh Pelatih
2. Digabung dengan gerak bersama Pelatih
3. Dievaluasi / diralat gerakannya oleh Pelatih (murid dibuat nyaman dan kurangi kata-kata). Atau ungkapan relax, kurangi kata jangan dalam perintah

Kompetensi :
Knowledge : Pengetahuan
Skill ; Mampu melakukan
Attitude : Kelakuan ( situasi kondisi, kesadaran, rasa)

Pak Irwan :
Dalam memberikan gerakan Pelatih kepada Murid :
1. Diberikan contoh gerakannya
2. Dalam memberikan contoh gerakan diusahakan tidak di depan murid, tapi disamping

Tahapan dalam melatih (Bung Jay said :)
1. Jelas
2. Nyaman
3. Runut / urut gerakannya
4. Tidak pakai kata JANGAN
Untuk murid dengan kondisi khusus : amati batas gerak maksimumnya
Pelatih harus mempunyai :
1. Kejelian
2. Otoritas kasih : Contoh mengatakan belum waktunya / tidak dalam memberikan gerak kepada murid)
Sharring :
Kasih gerakan untuk sesama teman yang sudah advance
Metode :
Memberikan contoh, tanpa kata
Menjelaskan
Mengalami
Mengoreksi tanpa kata
+ menjajaki untuk test kepada murid, untuk mengukur hafalan gerakan yang telah diberikan, sebelum diberikan gerkan selanjutnya
Guru :
Ada kasus : tidak sinkron
- Autis disuruh loncat, malah digerakkan kebalikannya
-Hyper
Sekarang ini ada banyak kasus Autis dan Hyper . Dan saatnya bedah kasus, untuk itu perlunya DIPIKIR. Tidak ada metode yang mutlak.
1. Komunikasi
2. Implikasi
3. Kembangkan
Tujuannya adalah : Cinta kasih dan menyembuhkan
Hyper – auti ada 3 kelas :
1. Menjerit –jerit
2. Bisa diajak berbicara, tapi mukanya berpaling dengan kita. Tidak mau bergerak
3. Bisa mengobrol, tapi tangan bergerak terus
Untuk itu SILAT PGB diuji = beyond ….= terasa unsur Mukadimah PGB
Bedah kasus : penting untuk mengetahui gerakan apa yang bisa diberikan kepada murid tersebut
- Untuk kasus Autis ; penanganannya :dipegang, jangan ngomong, dia pasti mengikuti kita, pada saatnya harus bisa dilepas lagi
- Untuk kasus Hyper : jangan dipegang
Yang perlu diingat :
- Metode
- Kompetensi
- Kondisi Khusus
Untuk autis pada perempuan kita biasa sebut : Red Syndrome, biasanya tingkah lakunya diam
Autis pada umumnya terjadi pada laki-laki
Ada lagi yang disebut PHOBIA. Miss Orientation
3 Kelas Hyper
1. …
2. Nyerocos terus bicaranya, tidak mau bergerak
3. Diajak berbicara, gerak – ngaca
Hyper yang kronis, jalannya jinjit. Ini harus diolah, dengan terapi pegang / elus kepalanya maka kemudian tidak jinjit lagi
Pak Irwan :
Kenyataan saja titik (Real), apa adanya.
Silat adalah seni belajar bela diri
(ungkapan : Reflektif = contoh pernyataan memang susah, faktanya kita ini jelek (to the point) dan de Reflektif = contoh pernyataan ; dunia ini tidak adil)
Sekian
km

Komentar